Kaligrafi merupakan seni menulis huruf Arab dengan indah dan artistik, telah menjadi bagian integral dari seni Islam selama berabad-abad. Di dalam masjid, ayat untuk kaligrafi masjid bukan hanya berfungsi sebagai dekorasi visual, tetapi juga sebagai medium spiritual yang menginspirasi umat Islam dalam ibadah mereka. Kaligrafi masjid tidak hanya mencerminkan keindahan seni, tetapi juga memperkuat rasa keagungan dan kehadiran Allah SWT di dalam ruang ibadah.
Tradisi penggunaan ayat untuk kaligrafi masjid bermula dari masa awal perkembangan seni Islam. Kaligrafi menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan ayat-ayat Al-Qur’an kepada umat Islam. Dalam sejarah Islam, para khalifah dan penguasa Muslim memperhatikan pentingnya kaligrafi dan mempromosikannya dengan memperindah masjid-masjid mereka dengan karya-karya kaligrafi yang indah.
Penghormatan terhadap Al-Qur’an: Kaligrafi masjid sering kali memuat ayat-ayat Al-Qur’an yang dipilih dengan cermat. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap kitab suci umat Islam, serta memperkuat kedalaman spiritual dalam ibadah. Pengingat akan Kehadiran Allah: Kaligrafi dengan kalimat-kalimat tahlil (pengucapan kesaksian atas keesaan Allah) seperti “La ilaha illallah” dan “Allahu Akbar” mengingatkan jemaah akan kebesaran Allah SWT. Mereka memperkuat iman dan ketaatan dalam ibadah.
Ayat untuk kaligrafi masjid menggambarkan keindahan budaya Islam yang kaya dan menyatukan umat Muslim di sekitarnya dalam perayaan iman dan keagamaan. Kaligrafi masjid dapat bervariasi dalam bentuk dan gaya, bergantung pada warisan seni Islam setempat dan preferensi artistik. Beberapa bentuk kaligrafi yang umum ditemui di masjid antara lain:
Thuluth: Gaya kaligrafi ini terkenal dengan keindahan lengkungannya yang khas. Thuluth sering digunakan untuk menulis ayat-ayat Al-Qur’an yang panjang.
Naskh: Gaya kaligrafi ini lebih sederhana dan mudah dibaca. Naskh umumnya digunakan untuk menulis teks non-Qur’ani seperti hadis dan kutipan agama lainnya.
Diwani: Gaya kaligrafi ini dikenal dengan karakteristiknya yang artistik dan melingkar. Diwani sering digunakan untuk menulis judul-judul dalam kaligrafi masjid.
Memelihara kaligrafi di masjid adalah tanggung jawab penting bagi umat Islam. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap seni dan agama, pemeliharaan ini juga memastikan keindahan visual dan atmosfer yang tenang dalam ruang ibadah. Dengan adanya kaligrafi yang indah dan bermakna di dalam masjid, umat Islam diingatkan akan kebesaran Allah SWT setiap kali mereka melangkah ke dalam ruang ibadah.
Ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam dan meningkatkan kualitas ibadah mereka. Oleh karena itu, seni kaligrafi di masjid harus dijaga dan diperlakukan dengan penuh penghargaan agar dapat terus menjadi sumber inspirasi dan keindahan bagi umat Islam di seluruh dunia. Para seniman kaligrafi kelas juga punya peran memasyarakatkan seni ini, salah satunya Muhammad Al Arab dilahirkan di Kairo, Mesir pada tahun 1965, Muhammad Al-Arab adalah seorang seniman ayat kaligrafi masjid yang diakui secara internasional.